Hulu Sungai Comal Cuilan Surga Bagi Pengarung Jeram

Hulu Sungai Comal di kecamatan Randudongkal, Kabupaten Pemalang merupakan Cuilan Surga bagi para rafter 


Pemalang – "Pemalang Kota Kecil Sejuta Kenangan" memang bukan kota terkenal seperti tetangga Tegal atau Pekalongan, tapi kota dengan brand "Pemalang Pusere Jawa" memang memiliki secuil sorga dihamparan bumi Pertiwi ini.

Geografi Kabupaten Pemalang cukup lengkap ada pantai, ada pula gunungnya. Terletak di daerah Pantura,  dengan menggunakan tiket.com maka kota ini dapat dijangkau melalui moda transportasi kereta api. Kereta api yang jurusan Jakarta Surabaya, Semarang Jakarta PP, hanya kelas ekonomi saja yang banyak berhenti di stasiun Pemalang, sedangkan kelas eksekutifnya berhenti di Tegal atau Pekalongan, oleh karena itu untuk sampai Pemalang dapat disambung  dengan menggunakan bis  atau taksi.

Cuilan surga dihamparan bumi Pertiwi yang ada di Pemalang sudah dapat dilihat mulai dari Pantai atau sisi Pantura. Di daerah pesisir pantai utara pulau jawa ini dapat kita nikmati dermaga Tanjungsari, pantai widuri di kecamatan Pemalang, pantai Jaka Tingkir di kecamatan Petarukan, pantai Blendung, pantai Kaliprau, hutan mangrove Mojo di kecamatan Ulujami. Ciri khas pantai di sepanjang pantura Kabupaten Pemalang adalah pantai dengan rimbun ya pepohonan yang di didominasi cemara laut.


Dermaga di obyek wisata Pantai Widuri, salah satu pantai cantik di sepanjang Pantura khususnya di Kabupaten Pemalang 

 Sedangkan di sisi selatan Kabupaten Pemalang dapat kita nikmati indahnya alam pegunungan yang menawan dengan udara sejuk. Antara lain telaga Silanting, curug bengkawah di kecamatan Randudongkal, bukit Jimat di Desa Mendelem kecamatan Belik, pemandian alami Moga, jurug Sibedil di kecamatan Moga, Desa wisata Cikendung, bukit samoan, bukit besek, gardu pandang gunung Selamet di kecamatan Pulosari dan masih banyak obyek wisata yang dapat kita nikmati yang tidak dapat kami sampaikan satu persatu. Memang benar-benar cuilan sorga di tanah Pertiwi.

Beningnya air di Sungai Kali Suci Moga, dapat mendinginkan hati nyang panas. (foto by judi cruise) 


Yang akan, kami ceritakan Cuilan Surga Di Hulu Sungai Comal  yang jernih  dan ekstrimnya jeram jeram yang menantang di sungai terpanjang di Kabupaten Pemalang ini.

Kami sekeluarga  memilih main dan piknik di daerah wisata yang ada di Pemalang, selain murah juga tidak kalah dengan daerah atau obyek wisata  lainnya. Ya pilihan piknik murah meriah kami saat ini untuk melihat, menikmati jernihnya air sungai Comal dan menantang nya jeram jeram disepanjang Hulu Sungai Comal yang ada di kecamatan Randudongkal. Ya kami sekeluarga sudah menyisihkan penghasilan kami sebagai pedagang es krim keliling untuk dapat menikmati derasnya arus dan  jernihnya air di Hulu Sungai Comal.

Kami sekeluarga berlima, naik dua motor roda dua, ya kami punyanya hanya motor. Menuju satu satunya operator rafting di Hulu Sungai Comal, yaitu rainbow rafting. Sebagai tambahan informasi di  Pemalang ada 3 operator rafting yaitu rainbow rafting dan Moga River Part Rafting yang menggunakan sungai Comal, sedangkan PS rafting menggunakan sungai Rompang.

Kantor atau base camp rainbow ini mudah dijangkau karena berada di tepi jalan antara Randudongkal – Moga, di desa Kecepit kecamatan Randudongkal. Kalau pun tidak menggunakan kendaraan sendiri dapat menggunakan bis yang jurusan Pemalang – Moga. Atau kalau kita menggunakan tiket.com dari stasiun Pemalang menuju terminal Pemalang yang berjarak 500 meter dapat menggunakan bis jurusan Moga, Pemalang.

Mejeng dulu sebelum mencicipi jernih dan menantangnya jeram Hulu Sungai Comal 


Kami bertemu sama pengelolaan dan pemilik rainbow rafting mas Hanie. Dengan ramah dia menyambut kami sekeluarga, dia tidak membedakan bedakan pengunjung yang akan menggunakan jasanya, baik yang bawa motor, mobil maupun rombongan bus semua diperlakukan sama.

Hari itu memang lagi sepi pengunjung, hanya ada kami berlima, rombongan keluarga dari Brebes sebanyak 6 orang dan 5 orang, rombongan dari Jakarta yang mampir katanya mau mengantarkan temennya orang Belanda yang akan menikah dengan gadis mejagong. Setelah memberesi biaya administrasi sebesar Rp. 130.000 untuk dewasa dan Rp. 100.000 untuk anak anak, serta biaya dokumentasi biar seru sebesar Rp. 100.000. Kami memilih rute jarak sedang, dengan pertimbangan harga yang terjangkau dikantong, keseruan yang akan kami alami cukup karena ada anak yang masih berumur 8 tahun dan tentunya kondisi fisik kami yang sudah tidak muda lagi menjadi pertimbangan tersendiri.


Kegembiraan sudah di mulai, rombongan dari Brebes yang sudah siap dengan pelampung, helm dan dayung sudah foto bersama di depan base camp dengan fotografer crew rainbow. Beberapa gaya sudah dilakukan, mulai gaya yang formal sampai gaya bebas sambil lompat, rombongan kami pun sudah siap dan melakukan beberapa foto dengan berbagai gaya. Si mbontot dan kakaknya sudah mulai saling usil, setelah semua rombongan selesai foto ria, kami langsung naik ke mobil pick up yang akan membawa ke jembatan Tegalharja, dibawah jembatan itu lah start arung jeram di mulai.
Saling usil pun terjadi sebelum melakukan pengarungan


Setelah peregangan dan berdoa bersama, maka mas Abdul yang bertugas sebagai koordinator lapangan, membagi rombongan menjadi 3 perahu, tiap perahu maksimal 6 orang yaitu sisi kanan 3 dan sisi kiri 3, satu orang pengemudi. Kami berlima agar seimbang ditambah satu crew dari rainbow. Dan pengemudi di perahu karet kami kebetulan mas abdoel burik panggilan lapangannya.

Sebelum melakukan pengarungan, kami melakukan aklimatisasi agar tidak kaget terkena dinginnya air sungai, dengan membasahi muka dan kepala, kalau kurang puas ya turun langsung dari perahu masuk ke dalam sungai. Guide sekaligus pengemudi perahu menerangkan aba abanya, yang sebelumnya memberi petunjuk cara memegang dayung yang benar.

Menceburkan diri ke air sebagai proses aklimatisasi agar tidak kaget dengan dinginnya air 


Petunjuknya sederhana, sisi kanan, kaki kanan dimasukkan dibawah dudukan ataupun di sisipkan dicelah bawah, dan sisi kiri tentunya kebaikannya. Kalau ada aba aba dayung kanan bagian sisi kanan yang mendayung, dayung kiri maka sisi kiri yang mendayung, dayung semua maka kedua sisi mendayung. Aba-aba, ke kanan! maka sisi kanan merapat duduknya ke kiri, begitu pula sebaliknya. Kalau ada aba – aba boom! Semua jongkok diantara tempat duduk, dan dengan bercanda guide akan bilang jangan sekalian kencing. “Oke, Sip, semua sudah paham. Mari berdoa sekali lagi agar lancar perjalanan, selamat sampai garis finish dan menikmati pengarungan ini dengan gembira.” tutur mas boerik sebebelum berangkat.

Pengarungan di mulai dengan formasi Rizal sama adik mbontotnya Andra, mas Naufal sama mamanya, aku sama crew dan juru mudi mas boerik. Perahu mulai bergerak, sekitar 15 meter dari start sudah disambut dengan jeram. Si Andra langsung tertawa kegirangan, shuuut jebur, asik memang jeram jeram di Hulu sungai Comal ini.


Baru saja start, jeram yang mengasikkan pun sudah menghadang. Boom, boom, boom, tawa riang pun pecah 



Seperti yang dikemukakan oleh mas Hanie sebelum melakukan pengarungan jeram jeram di Hulu Sungai Comal memang mengasyikkan, menantang dengan jeram jeram sampai dengan grade IV tetapi tetap aman untuk di arungi. “Dengan guide dan juru mudik yang profesional, tim rescue air dan darat yang siap disegala kemungkinan, perahu, pelampung, dan helm standar membuat peserta trip akan aman dan nyaman.” ujar Hanie

Booom, Booom, Booom aba aba Boerik langsung kami sambut dengan ndoprok ke bawah untuk berlindung jangan sampai terkena benturan batu di jeram yang besar. Asyik, ayo boom lagi dan tawa pun meledak, tak hanya di perahu kami yang heboh perahu rombongan Brebes dan bulenya pun rame. Kami tidak saling kenal sebelumnya tetapi kami dalam bersama sama dalam pengarungan dapat akrab dan saling perang dayung ketika perahu kami berdekatan. Dayung di pukul kan ke air agar terciprat ke perahu lain.


Perahu cukup oleng, disambut jeram besar yang menantang andenalin 

Jeram favorit telah kami lalui antara lain jeram batu tapa dan jeram zig zag yang merupakan jeram yang cukup panjang karena jeramnya sambung menyambung, sampai lah kita di batu mahkota, struktur batuan gunung yang terbentuk dari hasil erupsi gunung Selamet membentuk suatu mahkota kerajaan. Sampai batu mahkota airnya tenang tetapi dalam, orang jawa dahulu menyebutnya Kedung.

Jeram zig zag, Jeram yang sambung menyambung merupakan salah satu jeram unggulan di Hulu Sungai Comal 


Setelah setengah perjalanan , yang dilalui dengan tawa, canda dan ketegangan karena perahu nyangkut di batu besar, kami sampai tempat istirahat. Sangat terasa laparnya, dititik istirahat ini, ternyata tim rainbow sudah menyediakan tempe goreng. Tanpa sungkan sungkan langsung disikat rame rame. Di area istirahat ini langsung berfoto ria, fotografer ambil beberapa momen per perahu dengan berbagai gaya.

Waktu istirahat ini, ada yang memang menggunakan waktu untuk istirahat sejenak sambil makan gorengan, tetapi kebanyakan malah main air. Asiknya dilokasi istirahat ini, arus air lambat dengan kedalaman sekitar 100 sampai 150 cm sehingga banyak yang menggunakan untuk menghanyutkan diri dengan pelampung. Pertama kali sih takut-takut, karena ada yang memulai maka malah beramai ramai menghanyutkan diri. Di tempat istirahat ini kami membaur jadi satu dengan rombongan yang lain saling bercanda dan saling menjaga, inilah sisi positif kegiatan alam bebas.

Sesi istirahat di tengah pengarungan pun merupakan saat yang seru untuk ber swafoto ria 


Setelah istirahat sekitar 30 menit, pengarungan dilanjutkan, masih menunggu beberapa jeram untuk dinikmati. Booom salah satu aba aba komando yang kami sukai karena pastinya seru melewati jeram yang cukup besar dan deras. Tidak terasa pengarungan sudah mendekati finish dengan terlihatnya jembatan Wangkelang yang merupakan titik finish untuk pengarungan jarak sedang. Kami puas dan banyak kenangan atas trip arungi jeram ini.

Sampai di atas jembatan sudah menunggu tim penjemputan dari rainbow, sambil menunggu perahu diangkut ke pick up kami masih bisa mengambil nafas ternyata naik dari dasar sungai ke atas jembatan memberi nafas ngos ngosan. Kami diangkut dengan pick up sambil duduk di atas perahu. Sampai base Camp langsung bersih bersih di kamar mandi yang tersedia sekitar 25 an.

Setelah semuanya selesai mandi waktunya makan. Harga yang ditawarkan sudah termasuk makan di kantin rainbow, langsung si bontot Andra dengan lahapnya menambah porsi yang disediakan karena memang lapar dan kedinginan. Selesai makan ternyata dokumentasi sudah selesai dan kami diberi dalam bentuk CD. Oke terima  kasih atas pelayanan ini, lain waktu kami akan mengulangi petualangan yang mengesankan di Hulu Sungai Comal.

Anda tertarik, datanglah ke Cuilan Surga Di Pusere Jawa. Dengan menggunakan fasilitas tiket.com akan memudahkan anda menuju kota  Ikhlas Pemalang.

Salam dingin
Dari Mung Bakul Es


Komentar