Nerusake, Bakul Es Ndospok Masalah BOTOL

Persiapan pedagang es keliling di agen jl. Kalimantan 2 no 11 Puri Praja Kencana, Mulyoharjo 

Pemalang - Melanjutkan Ndospok masalah BOTOL yang sebenarnya hanyalah curhat entrepreneurs recehan ini, mung mengingat pada pembaca ambillah yang bisa diambil pembelajarannya, kalau tidak ada ya minimal anda sudah membaca tulisan jelek ini.

Eh sebagai pengingat, baca juga : (idih lah bahasa media online muncul)


Setelah Mr Kentang dan Edam Burger, ternyata esensi Botol belum mak jleb dalam usaha. Belum mengena karena orang yang kerja masih minta bayar alias jadi karyawan belum jadi mitra dimana "berdiri sama tinggi, duduk sama rendah". Masih takut, "saya di gaji saja pak, karena lebih aman dan pasti walaupun lebih kecil kalau bagi hasil belum jelas dapatnya." jawaban mak jleb yang dilontarkan sebagian orang yang aku ajak bekerja.

Jawaban ini mungkin dianggap biasa, cari aman, zona nyaman

Apa sih usaha yang padat karya dan padat laba (walaupun itu sebenarnya relatif, lha modale sepira ya labane sepira, ra mungkin lah mancing umpannya cacing pingin entuk Kakap gedhe hehehehe)

Balik maning nyong, mikir Ben ora usah kerjo ngoyo lah.

Putar otak maning, walaupun makan di warung padang tidak harus pakai otak (hehehe guyonan basi, malah salah salah dianggap rasis dan sara).

Beberapa orang aku hubungi (aku sebutkan beberapa orang bukan beberapa kenalan, lha memang sebelumnya tidak kenal sih) salah satunya kantor Campina es krim. Tepatnya PT. Campina Ice Cream Industry, pada waktu itu kantor cabang Purwokerto, memakai telepon rumah yang nebeng di Villa PMI.

Gayungpun tersambut kebetulan perusahaan tersebut mencari mitra di Pemalang untuk mengembangkan usahanya di bidang penjualan keliling. Nota kesepahaman pun di Sepakati (keren nemen ah bahasane, padahal kenyataan ne yo mung pertemuan karo salesmane). Bahasa kerennya aku jadi mitra perusahaan besar berskala nasional dengan nama "Agen Bycicle Unit Sarwo Edy, Pemalang"

Sebagai mitra, di persyaratkan mempunyai tempat usaha yang representative dan tenaga penjualan sama modal awal untuk beli sepeda dan deposit jaminan kulakan es krimnya. Sedangkan semua fasilitas mulai dari freezer, seragam, box, dll dari PT tersebut kalau dihitung permodalannya ya 1 : 20 lah (satunya aku hehehehe)

Nah lho peluang menerapkan Botol terbuka lebar, dalam bayangan sederhananya tinggal cari orang suruh jualan, nanti ada uang setoran yang 20 % adalah laba kotor untukku. Cocok dech, gampang, pasti banyak orang mau gabung lha katanya banyak orang nganggur.

Salah satu pedagang es krim keliling siap menjemput rejeki



Babak awal november 2008 sebagai Bakul es keliling.

Busyet tahun pertama, alhamdulillah tidak seindah yang dibayangkan. Ternyata katanya banyak pengangguran ketika ditawari pekerjaan dengan kemungkinan laba 40 % dengan modal tenaga saja susaaaaaahnya minta ampun.

Bigimini teori BOTOL akan berhasil????? Wuaaagel golet wong kerja. Jaré akeh pengaguran, lha kok di Kei kesempatan dodol es ber merk nasional bae ora do gelem, bongkar pasang pedagang tiap minggu, lha piye ora, pedagang mung kuwat kerja telung dino bar kuwi pamit methu.

Lha ini yang harus di cari tahu penyebab tidak betah pedagang.
Pusing pala berby, alhamdulillah laba tidak bisa nutup operasional dan biaya hidup, praktis tahun pertama babak belur hutang banyak, barang dagangan habis.

Tanya sana, merguru kesini, tanya para pengusaha yang sejenis, merguru ke orang yang sudah mapan usahanya.

Jawaban atas semua itu, yakinkan para pedagang bahwa usaha tersebut dapat digunakan sebagai sandaran hidup, bisa kanggo penguripan.
Trallalala, semangat BOTOL kembali berkobar.

Perbaiki management, perbaiki hubungan personal, perbaiki hubungan dengan distributor, buat peraturan dan yang pasti "pastikan bahwa bisnis saya bukan jualan es, melainkan membina hubungan agar orang mau jualan es. Ternyata bisnisnya bukan jualan barang melainkan membina orang agar mau jualan barang tersebut "

Waduh simple ya, ya dalam tataran diatas kertas tapi dilapangan butuh konsistensi dan kesabaran.

Satu, dua, tiga orang mulai bergabung, empat, lima, enam, tujuh, delapan orang mulai mengayuh sepeda keliling kota Pemalang, sembilan, sepuluh, sebelas, dua belas, tiga belas, empat belas, lima belas, enam belas, sampai  tiga puluh orang kau jualan es keliling.

Ya puncaknya sampai 30 pedagang, awet jualan nya pedagang tersebut, jawabnya tentu tidak. Sangat personal dan kudu dowo usus e. Ya memang ada yang bertahan sampai lebih dari 5 tahun, tapi ya ada yang keluar masuk.

Di hantam badai, ta tentu karena jualan di Indonesia, bersyukur ya tetap bersyukur karena sampai saat ini ada 20 orang yang menggantungkan diri berjualan es krim ini.

Patut di syukuri

Mulai berproses teori BOTOL ini, situ seneng aku ikut seneng.
Salam dingin dingin enak
ES cemut!!!!


(Ngapurane curhatan ora  mutu)

Komentar

  1. Josh.....perjuangan yang hebat mengispirasi banget pak siswo..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga dapat menginspirasi anak muda menjadi wirausaha yang sukses

      Hapus
  2. Semoga mampu mendorong banyak muda menjadi wirausaha nyang sukses

    BalasHapus
  3. perjuangan yang sangat hebat sangat" menginspirasi bangat,
    Salam dari Sewa Proyektor Terdekat Pekanbaru

    BalasHapus

Posting Komentar