Nanas Madu Belik Pantas Jadi Icon Pemalang

Patung Nanas dalam pengerjaan di alun-alun Kabupaten Pemalang 


Menurut Handinoto
Staf Pengajar Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Jurusan Arsitektur Universitas Kristen Petra dalam makalah yang berjudul "ALUN-ALUN SEBAGAI IDENTITAS KOTA JAWA, DULU DAN SEKARANG." Dalam Abstrak nya menyatakan "Setiap orang yang berkeliling ke kota-kota di P. Jawa mulai dari Jawa Barat sampai ke Jawa Timur pasti menjumpai alun-alun pada pusat kota lamanya.
Konsep penataan alun-alun pada kota-kota di Jawa ini sebenarnya sudah ada sejak jaman prakolonial dulu. Jadi alun-alun sebenarnya berpotensi untuk menjadi salah satu identitas bagi kota-kota di P. Jawa. Hal ini penting mengingat sekarang
kita sedang dilanda krisis identitas baik dalam bidang arsitektur maupun
perencanaan kota. Tapi sayangnya alun-alun di kota-kota sekarang keadaannya
sangat menyedihkan sekali se olah-olah seperti ‘hidup segan matipun engan’. Hal
ini mungkin disebabkan karena kurang sadarnya masyarakat akan konsep tata ruang kota Jawa dimasa lampau. Tulisan ini mencoba untuk mencari sejarah alun-alun di masa lampau, barangkali bisa dipakai sebagai salah satu pertimbangan
untuk menghidupkan kembali alun-alun kota."

Kata kuncinya : alun-alun, perencanaan kota, mati segan hidup tak mau

Dari kajian tersebut, ternyata pemerintah kabupaten Pemalang berupaya untuk menjadikan alun-alun Pemalang sebagaimana mestinya. Sebagai icon, ruang terbuka hijau, ruang ramah anak dll. Dengan adanya Revitalisasi dan renovasi yang menelan biaya tidak sedikit tentunya pemkab pemalang berupa untuk menjadikan alun-alun Kabupaten Pemalang sebagai kebanggaan identitas diri.

Dalam alun-alun, pemkab pemalang berupaya untuk menunjukkan icon ke Pemalangan. Pemugaran patung pejuang dengan di ornamen perjuangan rakyat Pemalang dari masa peperangan sampai mengisi kemerdekaan terpaksa diganti dengan patung Nanas.

Pro kontra di media sosial baik yang Pro maupun kontra merupakan suatu dinamisasi masyarakat yang peduli atas permasalahan kotanya. Tidak ada yang salah dalam adu argumentasi di sini.

Dari awal ada yang sudah tidak sepaham dengan perubahan icon alun-alun dari patung pejuang ke patung nanas. Banyak argumentasi yang di Paparkan, tetapi yang pro atas pengantin patung  nanas pun mengajukan beberapa argumentasi.

Disepati ataupun tidak, pemkab pemalang sudah memutuskan untuk menganti patung pejuang dengan patung nanas.

Kenapa harus nanas? Padahal beberapa produk unggulan Pemalang ada kamir, Grombyang, lontong dekem, kepiting, mangga dll.

Tentunya pemilihan nanas dalam hal ini "Nanas Madu Belik" bukanlah sembarangan. Tidak dipungkiri nanas Belik sudah me Nasional. Di cek saja mulai dari Jawa Timur sampai Banten banyak outlet yang jual nanas Belik  di pinggir jalan. Coba bandingkan dengan produk lainnya apakah ada produk yang pantas sebagai icon Pemalang yang mampu mengalahkan nanas Belik.

Tentunya, usaha para petani, UMKM dan masyarakat umum serta pemkab pemalang untuk mempertahankan nanas madu Belik sebagai icon produk lokal Pemalang.

Brebes ada Bawang, Pekalongan ada Batik, Batang ada durian, dan tentunya Pemalang ada Nanas Belik.

Mari gunakan energi positif dengan baik, jangan pertajam perbedaan menjadi permusuhan. Satu kan tekad menjadikan Pemalang lebih baik.

Salam dingin

Dari Bakul Es Krim Keliling

Komentar

Posting Komentar